Menulis Buku Menembus Penerbit Mayor
Menulis Buku Menembus Penerbit Mayor
“ Ini adalah masalah stamina,
jadi jangan putus asa jika anda menemui gang buntu atau harus memulai dari
awal, atau jika anda menerima surat penolakan lagi. Semua penulis sukses pernah
menjalani itu, namun mereka terus
menulis dan tidak menyerah hingga tercapai tujuan mereka”
(Tim Maleeny, Penulis Novel Best Seller)
Menjadi penulis sekali lagi
dibutuhkan mental baja dan naluri penulis. Dalam menuangkan gagasan dan ide
menjadi tulisan yang akhirnya akan bermuara menjadi buku. Harapan akhir penulis
adalah bisa membukukan tulisannya sebagai jejak keberadaannya sebagai penulis. Setiap
penulis memilki gaya dan ciri khasnya masing-masing. Ada yang idealis yang
mungkin tujuannya untuk kepuasan bathin saja dan ada yang memang ingin mendapatkan
keuntungan secara finansial. Atau seimbang antara keduanya.
Pada saat ini kita berada di era
digital dimana perkembangan dunia literasi, buku, dan penerbitan sedang
mengalami masa transisi besar. Namun bagaimanapun juga buku tetap dinantikan
keberadaanya sebagai sumber informasi atau jendela dunia tak terbantahkan. Apakah
itu buku cetak ataupun buku digital. Maka sebagi seorang penulis, tetaplah
menulis menghasilkan karya-karya terbaik anda yang bermanfaat bagi orang
banyak.
Realita dunia penerbitan yang
selama ini jarang kita ketahui, akan di kupas tuntas pada pertemuan ke 12 kelas
belajar menulis siang ini yang bertemakan “Penerbit
Mayor”. Kelas dibuka oleh Ibu Kanjeng dengan moderatornya adalah Ibu Rita
Wati. Bu Rita memperkenalkan nara sumber kita siang ini adalah Bapak Joko
Irawan Mumpuni. Beliau menjabat sebagai Direktur Penerbit Andi, Ketua I, IKAPI
DIY, seorang penulis buku, bersertifikat BNSP dan merupakan Asesor BNSP.
Materi yang di bawakan bapak Joko
adalah “ Menulis Buku yang Diterima Oleh
Penerbit” .Beliau menyampaikan pentingnya materi karena ketika kita mulai
menulis dan membuat buku, jika naskah kita tidak di terima oleh penerbit itu
akan setengah sia-sia. Namun apabila kita bisa menerbitkan buku yang bisa
menembus penerbit mayor itu adalah keberhasilan yang akan kita raih. Maka ada
syarat-syarat yang harus kita perhatikan dan penuhi agar naskah kita bisa
diterima di penerbit mayor.
Muara dari sebuah tulisan kita
adalah buku. Dalam pemaparan materi, Pak Joko menyampaikan bahwa ada beberapa
hal yang harus di perhatikan penulis dalam menerbitkan buku.
Pertama
adalah produk buku yang laku ketika dipasarkan. Ada beberapa kategori produk buku di pasar yaitu :
1. Buku
Teks
Buku tekas
mencakup dua hal yaitu :
· Bupel ( Buku pelajaran) buku pelajaran mencakup buku sesuai tingkatan
jenjang sekolah yaitu SD, SMP, SMA, dan SMK
· Perti ( Perguruan tinggi ) buku perguruan tinggi
mencakup dua kelompok yaitu buku Eksak dan Non Eksak
2. Buku
Non Teks
Buku Non Teks
mencakup dua hal yaitu :
· Buku Fiksi seperti buku sastra, buku anak, buku
populer, novel, non populer dan lainnya
· Buku non fiksi seperti buku anak, umum populer,
komputer, internet, agama, hobi, khusus dan lainnya.
Dalam membuat buku, bisa dilakukan penulis dengan
berbagai cara
1. Satu
buku di tulis oleh satu penulis. Yang dikenal dengan buku solo dimana semua isi
buku di tulis oleh satu orang
2. Satu
buku ditulis lebih dari satu orang penulis. Umumnya buku ini dikenal dengan
buku antologi minimal jumlah penulisnya dua orang.
3. Satu
buku diterbitkan oleh banyak lembaga. Dalam jenis buku ini penulisnya lebih
dari dua orang sebab dalam satu lembaga lebih dari dua orang
4. Satu
buku diterbitkan bekerjasama dengan pihak kampus atau profesi
5. Satu
buku ditulis oleh konsorium penulis. Buku yang bisa dikatakan mirip buku
antologi, satu buku bisa ditulis oleh banyak orang sesuai dengan tema bidang
yang dibahas. Misalnya satu orang satu BAB sehingga buku cepat selesai.
Kedua, yang harus penulis ketahui adalah bagaimana” jalannya industri buku”. Agar kita
sebagai penulis tidak kecewa ketika nanti naskah kita ditolak oleh penerbit
mayor. Pak joko menegaskan bahwa yang namanya penerbit adalah lembaga
profitabel atau perusahaan yang menginginkan keuntungan untuk mempertahankan
perusahaanya. Oleh karena itu penerbit pasti meyakini buku itu akan
mendatangkan profit. Dan sebagai penulis kirimlah naskah yang baik
dengan tema yang akan menguntungkan. Lebih ringkasnya bagaimana prosesnya kita
lihat pada diagram berikut ini.
Selanjutnya beliau mengatakan dalam dunia literasi Indonesia ada beberapa masalah penghambat pertumbuhan
industri penerbitan dan literasi yaitu :
1. Minat
baca
Di Indonesia minat
baca masyarakat masih rendah terkait karena kurangnya budaya baca, kurangnya
bahan bacaan dan kualitas bacaan yang masih belum memadai.
2. Minat
menulis
Mencakup budaya
menulis yang masih kurang, tidak tahu prosedur menulis dan penerbitan serta
anggapan yang salah tentang dunia penulisan dan penerbitan. Orang yang bisa
menulis bagus adalah orang yang minat bacanya tinggi.
3. Apresiasi
dan hak cipta
Buku buku yang
laris atau best seller di Indonesia masih maraknya pembajakan karya, duplikasi
ilegal serta perangkat hukum yang lemah
Ketiga, tentang "proses naskah menjadi buku". Ada tahapan –tahapan yang harus dilalui.
- Di mulai dari penulis yang mempunyai naskah,
- Di kirimkan kepenerbit kemudian dinilai.
- Penerbit mempunyai pertimbangan apakah naskah
tadi menguntungkan atau tidak bagi perusahaan. Kalau menguntungkan tentunya
akan diterima.
- Selanjutnya setelah naskah diterima penerbit
akan menyurati penulis untuk menerbitkan naskah dan surat perjanjian.
- Setelah itu penulis akan mengirim ulang naskah/soft
copy.
- Penerbit melakukan editing dan setting terhadap
naskah dan membuat cover.
- Berikutnya proof penulis yaitu penulis mengoreksi
kembali naskah supaya terhindar dari kesalahan fatal.
- Terakhir kemudian tentu saja buku akan
diterbitkan. Untuk Lebih lengkapnya kita lihat pada bagan berikut.
Keempat, memilih penerbit yang baik , berikut
ciri ciri penerbit yang baik dan yang harus di hindari.
Kelima, sistem penilaian di penerbitan. Hal ini lah yang menentukan naskah ada yang di tolak atau di terima oleh penerbit. Perhatikan bobotnya, ternyata yang paling mempengaruhi adalah peluang pasar yang mencapai bobot 50-100%
Keenam, Naskah seperti apa yang akan di terbitkan
oleh penerbit? Ada empat kategori
naskah yang dapat kita lihat dari diagram berikut.
Dan yang paling disukai oleh penerbit adalah “ Tema Populer” dan “Penulis populer”. Untuk kita sebagai penulis pemula beliau menyarankankan buatlah naskah dengan tema populer sehingga akan menarik dan laku dipasaran. Sehingga kita bisa mempunyai reputasi di mata pembaca.
Nah bagaimanakah cara kita menentukan tema yang populer? Tema populer adalah tema yang sedang ngetrend saat ini. Trend yang bertahan dalam jangka waktu panjang dan tipe naskah inilah yang disukai oleh penerbit. Cara untuk melihat trend adalah dengan menggunakan aplikasi “Google Trend”.
Dari google trend
selain bisa mengetahui tema yang sedang populer, kita juga bisa membandingkan dua
judul yang hampir sama. Dari judul tersebut kita bisa memilih mana yang lebih bagus. Selain itu dengan google trend bisa mengetahui tema tadi banyak pasarannya di daerah mana. Sehingga kita bisa menentukan banyaknya
eksmplar buku yang akan kita pasarkan.Karena disetiap daerah minatnya berbeda
beda.
Selain itu beliau juga menjelaskan tentang jumlah buku yang akan dicetak berapa atau (oplah). Dengan memperhatikan market dasar dari buku tersebut. Yang disukai
penerbit adalah “market lebar dan life
cycle nya panjang” misalnya seperti kamus, ensklopedia. Sedangkan bagi penulis pemula
yang baik untuk dikuti adalah" market lebar meskipun life cycle pendek" seperti
buku- buku teknologi.
Sebagai penulis kita juga perlu memperhatikan beberapa kategori penulis
1. Penulis
berfikir Idealis
· Menulis tidak begitu memperhatikan kebutuhan
pasar
· Tidak begitu suka dengan campurtangan pihak lain
·
Imbalan funansial tidak begitu dipentingkan
· Kesempurnaan karya lebih penting daripada
prodiktifitas
2. Penulis
berfikir Industrialis
· Menulis dengan sangat meperhatikan kebutuhan
pasar
· Terbuka dan lapang dada terhadap segala
intervensi pihak lain
· Imbalan finansial merupakan tujuan utama
· Terkadang kesempurnaan karya tidak lebih penting
dari pada produktifitas
3. Penulis
berfikir Idealis-Industrialis
· Tetap memperhatikan kebutuhan pasar, namun tetap
berani ambil sikap yang berbeda dengan kebanyakan penulis lain.
· Meskipun terbuka terhadap masukan oranglain
namun tetap kokoh pendirian
· Imbalan finansial memang penting namun tetap
memeperhatikan kualitas
· Keseimbangan antara karya dan produktifitas
Dari kategori diatas yang disukai
oleh penerbit adalah kategori penulis yang berfikir Idealis dan industrialis.
Selanjutnya beliau menyampaikan kalau di benturkan antara level materi dengan
level pasar. Maka terdapat gambaran sebagai berikut :
Dalam sesi tanya jawab beliau
kembali menegaskan bagaimana dunia penerbitan buku terutama di era
digital seperti sekarang. Kita harus merubah mindset kita bahwa buku itu tidak
hanya yang tercetak kertas saja. Dalam UU perbukuan Indonesia yang terbaru sudah
dijelaskan bahwa buku tidak hanya mencakup buku cetak tapi juga buku digital.
Intinya buku itu adalah sebuah kontent, kalau kontent akan terus ada dan dibutuhkan
oleh manusia.
Kiat Kiat bagi penulis pemula
menembus penerbit mayor ala Pak Joko
· Cobalah untuk menulis buku yang memang sedang
dibutuhkan oleh masyarakat zaman sekarang. Banyak informasi informasi terbaru
didalamnya. Makanya kita bisa menggunakan tema di google trend tadi. Hindarilah
menulis buku yang sudah banyak beredar dan bisa di dowload gratis di
internet. Tulislah buku yang belum ada, yang berbobot misalnya buku pelajaran
atau perkuliahan.
· Hindari plagiasi caranya adalah kita menulis
dengan gaya selingkung yang benar, tahu saat kapan pakai catatan kaki atau daftar
pustaka, intinya adalah sumber tulisan kita harus jelas dan dicantumkan.
Materi yang disampaikan hari ini
benar-benar sarat informasi dan membuka wawasan saya tentang bagaimana seluk
beluk proses penerbitan buku di penerbit mayor. Begitu panjang proses yang
dilewati penulis sehingga bisa menerbitkan buku. Semoga kita bisa lebih
menghargai karya seorang penulis karena dalam karya itu tercurah semua asa dan perjuangannya.
“ Menulis adalah tinta emas yang
tak akan hilang oleh waktu dan peradaban” ( Toni Al-Munawar)
Semangat Belajar, Semangat menulis , Salam Literasi !
Weni Elisa, S.Pd
Muaro Sijunjung, 30 April 2021
Resume : ke 12
Gelombang : 18
Tema : Penerbit Mayor
Narasumber : Bapak Joko Irwan Mumpuni
πππ
BalasHapusMAkasih sudah mampir bu susi...ππ
HapusResumenya lengkap dan runut. Saya termotivasi dengan dua paragraf pertama tulisan ibu. Terima kasih!
BalasHapusmakasih sudah mampir bund reny.,ππ
HapusMantaaap resumenya. Selalu mempesonaπ lengkap bangeeet.
BalasHapusMakasih sobatku...selalu mampir disini..... resumenya juga keren habis ni,,.ππ
HapusKeren, lengkap bu ππ
BalasHapusMakasih bu wiwin..ππ
HapusKeren, lengkap bu ππ
BalasHapusMakasih bu wiwin..sudah mampir disini,.ππ
HapusSelalu keren... mantulππ lengkap πΉπΉ luar biasaπ
BalasHapusmakasih bu iis....selalu mampir kmri..ππ
HapusLengkap
BalasHapusMakasih pak mukminin...ππ
HapusCakeep.. always the best..
BalasHapusmakasih ibu siti..ππ
HapusBagus bu, rapi, enak dibaca
BalasHapusmakasih bu nita....ππ
HapusCocok jadi penulis.
BalasHapusAamiin....doa yang sama untuk ibu dan kita semua di gel.18π... makasih sudah mampir bu farida..π
HapusLuar biasa...moga tembus di penerbit mayor bu...
BalasHapusAamiin....harapan yg sama juga untuk bunda endah...π makasih sudah mampir...buππ
HapusKereen..lengkap sekali, saya suka ππ
BalasHapusmakasih ibu tuti sudah mampir disini...ππ
Hapus