Mengasah Mental Dan Naluri Penulis
Mengasah Mental dan Naluri Penulis
“Menulis
adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua
pengetahuan, daya dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan
napas hidupnya “ (Stephen King)
Menulis adalah sebuah keterampilan.
Keterampilan yang membutuhkan proses latihan yang panjang. Dalam menulis kita
butuh kepekaan, peka terhadap orang-orang yang ada disekitar kita. Peka terhadap
lingkungan, atau kejadian-kejadian yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menjadi seorang penulis
yang baik tentunya tidak bisa dengan instan. Banyak contohnya penulis-penulis
hebat yang jatuh bangun sebelum mereka sukses. Saya pernah membaca biografi penulis
buku best seller “ Harry Potter” yaitu JK Rowling. Bagaimana perjuangannya
mulai dari awal ia menulis cerita Harry Potter, naskahnya ditolak sampai 12 penerbit
dan pada penerbit ke 13 barulah ia menemukan takdir tulisannya. Akhirnya “Harry
Potter” terkenal hampir diseluruh dunia. Tentu tidak mudah perjuangannya. Satu pelajaran
yang bisa kita petik adalah bagaimana “Mental” berjuang seorang JK Rowling.
Siang ini adalah pertemuan ke 9
kelas belajar menulis PGRI. Menghadirkan narasumber muda, cantik dengan
segudang prestasi yang sebelumnya adalah moderator kita dipertemuan ke 8 yaitu
Ibu Ditta Widya Utami. Bu Aam bertindak
sebagai moderator memperkenalkan profil narasumber kita.
Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr
adalah salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa barat. Lahir di Subang
23 Mei 1990. Menikah dengan Muhammad Kholil, S.PdI dan telah dikarunia seorang
anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq. Penulis seorang yang aktif di bidang
literasi. Riwayat Pendidikan dimulai di SDN Cipeundeuy Subang (1996-2002), SMPN
1 Cipeundeuy Subang (2002-2005), SMAN 1 Purwakarta (2005-2008), Pendidikan Kimia
UPI (2008-2012) dan PPG Daljab A3 UNM
(2020). Bu Ditta telah mengasilkan karya 6 Buku solo dan 11 karya bersama (antologi).
Penghargaan yang sudah diraih banyak sekali yang terbaru bulan April 2021 beliau
baru saja mendapat penghargaan Dari Bupati Subang dalam bidang literasi. Lebih
lengkap profil Bu Ditta https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
Salah satu buku karya Bu Ditta
Pertemuan kali ini membahas tema
tentang Mental dan Naluri penulis. Selain
masalah teknis yang sangat dibutuhkan oleh seorang penulis memang mental yang
kuat dan naluri yang peka tadi. Ibarat jiwa dan raga teknik menulis dan mental
menulis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus ada dan
seimbang agar penulis dan tulisannya bisa “Hidup”.
Teknik menulis mencakup kemampuan
seseorang dalam menulis. Mulai dari pemiliha kosa kata, kemampuan membuat
outline, pemahaman mengenai gagasan utama, berbagai jenis tulisan serta
pengetahuan lain yang bersifat teknis.
Sedangkan mental penulis merujuk
pada kondisi psikologis dan batin si penulis itu sendiri. Menurut KBBI mental
adalah bersangkutan dengan batin dan watak manusia. Mental berbicara tentang
sikap atau tindakan seseorang dalam menghadapi tantangan atau masalah tetapi tindakan tersebut harus
didasarkan pada pikiran dan pertimbangan yang matang.
Mental Seorang Penulis
1. Siap
Konsisten
Menulis versi
dulu dan versi sekarang
2. Siap
dikritik
Kritik positif
dan negartif
3. Siap
belajar
Lakukan riset dan
tambah bacaan
4. Siap
ditolak
Media dan
penerbit
5. Siap
menjadi unik
Just Be Your Self
Berdasarkan keseimbangan teknik dan mental penulis maka
ada 4 Tipe penulis.
4 tipe penulis
1. Dying
writer
Dying Writer
atau penulis yang sekarat. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang lemah
secara teknik dan lemah mentalnya sebagai seorang penulis.
Misalnya ikut
pelatihan menulis setengah hati (lemah mental) dan tidak berkarya membuat
tulisan (yang bisa jadi karena lemah teknik, tidak tahu bagaimana harus
menulis, mendapatkan ide, dsb).
2. Deadman
Sesuai namanya,tulisan
dari kategori ini "mati". Tidak diketahui keberadaannya. Terkubur di
folder laptop. Terbungkus lembaran diary dab belum terpublish. Tekniknya ada
(sudah mampu menulis), hanya mentalnya masih lemah (malu, takut dikritik )
sehingga tidak berani mempublish tulisan.
3. Sick
People
Orang-orang
dalam kelompok ini adalah yang masih lemah teknik menulisnya namun sudah cukup
memiliki mental seorang penulis sehingga sudah berani mempublish tulisannya.
Mereka sudah siap
jika ada yang mengkritik, dikomentari tulisannya dan sejatinya sadar masih
terdapat kekurangan dalam tulisannya. Misal typo, penggunaan kata yang sama
berulang kali, paragraf yang terlalu panjang, dsb. Solusinya tentu saja terus
menulis. Tingkatkan jam terbang dalam menulis.
4. Alive
Yaitu penulis
yang tulisannya hidup dan senantiasa berkarya seperti jantung yang terus berdetak
saat pemiliknya bernyawa.
Orang-orang dalam
kelompok ini sudah bisa dikatakan "ahli" menulis (kuat teknik)
serta kuat mentalnya. Meski tingkatan ahli ada pemula, menengah dan sangat
ahli, tapi secara umum kita bisa mengenali mereka. Ciri yang paling kentara
dari kelompok ini tentu saja seperti juara lomba menulis, bukunya tembus di
jurnal nasional, di media massa, dsb. Kategori pembelajar sejati. Selalu
berproses. Mampu hadapi tantangan menulis (misalnya meski puasa tetep nulis,
walau sibuk menyempatkan nulis)
Naluri Penulis
Naluri adalah dorongan hati atau
hawa nafsu yang dibawa sejak lahir, pembawaan alami yang tidak disadari
mendorong untuk berbuat sesuatu ( KBBI Online)
Penulis sejati berangkat dari
keresahannya. Ia berbuat melalui tulisan, mengubah orang-orang melalui tulisan.
Orang yang memiliki naluri penulis akan mengoptimalkan seluruh panca inderanya
sehingga bisa menghasilkan tulisan. Apapun yang dilihat dan dirasakan
membuatnya tergerak untuk menulis.
Berbicara tentang naluri penulis,
saya rasa sangat terkait nantinya dengan menemukan ide dalam menulis. Ide menulis
bisa datang darimana saja tergantung kepekaan “naluri penulis“ tadi. Dari
peristiwa yang kita rasakan, lagu yang kita dengar, film yang ditonton,
curhatan teman, perjalanan, masalah lingkungan atau dari riset yang kita
lakukan.
Intinya adalah bagaimana kita
mengenali diri kita, tujuan kita menulis, mengenali lingkungan lalu buatlah
sebuah tulisan. Karya yang kita hasilkan akan mengasah kemampuan kita dalam
menulis.
Materi yang keren dan luar biasa
yang disampaikan oleh ibu Ditta. Serasa mandapatkan pencerahan terutama dalam
mengatasi segala “kegalauan” saya dalam menulis. Selama ini yang menjadi masalah
utama saya selain masalah teknis menulis adalah masalah “mental menulis “ini.
Sejatinya seorang penulis harus
mengenali diri sendiri dulu “ Knowing Your Self”. Mulailah dari, Pertama menetapkan niat, target dan
tujuan menulis. Selalu upgrade niat kita dalam menulis agarselalu konsisten
dalam menulis. Kedua, ketahui manfaat dari kita menulis. Ketiga, kenali kekuatan
dan kelemahan diri kita sendiri. Karena sesungguhnya tidak ada yang mengenal diri kita sebaik kita sendiri. Jika
belum mengenali kelemahan dan kelebihan diri kita bisa minta bantuan dari
sahabat untuk mengomentari. Keempat, kelola rasa takut, yakinkan
lah diri bahwasanya pasti akan ada yang merasakan manfaat dari apa yang kita
lakukan/tulis. Gelap itu karena ketiadaan cahaya. Maka fokuslah pada titik
terangnya, bukan pada titik gelapnya.
Tak terasa sudah dua jam lebih
kelas ini berlangsung. Ilmu yang sangat berharga lagi yang kami dapatkan hari
ini. Semoga kedepannya bisa mengatasi segala rintangan dalam menggapai mimpi
menulis dan menghasilkan karya. Karya yang bermanfaat dan menginspirasi bagi
orang lain.
“ Kita tidak akan jatuh oleh
hadangan gunung. Tetapi kerikil justru yang paling kerap membuat kita jatuh
terhuyung’ ( Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia)
Tetaplah semangat untuk menulis,
tebarkan ilmu dan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain
Semangat belajar, Semangat Menulis, Salam Literasi !
Weni Elisa, S.Pd
Muaro Sijunjung, 23 April 2021
Resume : ke 9
Gelombang : 18
Tema : Mental dan Naluri Penulis
Narasumber : Ibu Ditta Widya Utami,
S.Pd. Gr
Waaah makiin kereen aja ini tulisan nya sobat pena❤️❤️
BalasHapusMakasih sobat pena ku yang kereen....selalu mampir disini tak pernah.bosan membaca tulisan ku...π€π
HapusResumenya wah bagus sekali, runut n sistematis. Ini pantas dijadikan buku. Bahasanya sudah formal, renyah dan enak bacanya.
BalasHapusMakasih ibu..π baru belajar2 juga bu..semoga semakin baik kedepannya... terimakasih juga sdh mampir disini bu.π
HapusMakin keren aja bu weni... mantapππΉ
BalasHapusibu iis juga kereen.... makasih sudah mampir bu...ππ
HapusSll penasaran klo baca resumenyaaa...semakin mantul bu.
BalasHapusSll suka...dan sukaaa
makasih bunda endaah...selalu mampir disini...πππ
HapusWaaah mantul. Pembuka dan penutup resume ini menunjukkan bahwa pembuatnya adalah orang yang senang membaca.
BalasHapusTerima kasih Bu Weni, sudah berkenan membuat resumenya.
waah...makasih banyak.ibu ditta... semangatnya sangat menginspirasi....semoga bisa mengikuti jejak ibu... terimakasih sudah mampir bu ..πππ
HapusTulisan yang bagus. Renyah.
BalasHapusmakasih pak.... terimakasih sudah mampir pak..ππ
Hapus