Me VS Sepeda Motor

 

Me VS Sepeda Motor

Judulnya seperti judul film ya, ini sepenggal kisah” permusuhan” saya dengan sepeda motor..hehe. Yaah salah satu kelemahan saya adalah tidak bisa mengendarai sepeda motor. Kelemahan yang sebenarnya kadang merugikan saya, terutama setelah merantau di tempat mengabdi sekarang.  Masih ingat perkataan salah seorang sahabat waktu itu “cha nanti kalo di tempatkan di Sijunjung kamu harus belajar bawa motor ya“. Waktu itu saya tertawa saja menanggapi perkataan sahabat saya ini.

Setelah sampai disini baru paham maksud pernyataan sahabat saya itu. Transportasi umum agak jarang disini, yang ada pangkalan ojek atau mini bus travel yang trayeknya sudah antar daerah. Jadi salah satu transportasi andalan saya adalah “kang ojek”. Dari pengamatan saya rata rata penduduk disini mempunyai motor dirumahnya masing masing. Sepeda motor menjadi salah satu transportasi wajib yang ada dirumah rumah penduduk. Walaupun mungkin tak semua rumah punya. Angkutan umum seperti angkot tidak banyak dan hanya beroperasi pada hari hari pasar saja.

Banyak cerita suka dan duka terkait “permusuhan” saya dengan sepeda motor ini. Bukanya tak mau belajar mengendarai motor tapi dulu pernah belajar naik motor dan hampir jatuh, belum jatuh sih ,,,hehe tapi  akhirnya jadi tidak berani lagi. Kadang  juga terlambat kesekolah hanya karena tidak ada ojek untuk pergi ke sekolah, atau harus menunggu lama ojek baru datang. Mau kemana mana juga susah jadinya karena harus menunggu ojek.  Ada cerita pengorbanan dan persahabatan dalam kisah saya dan sepeda motor ini.

Pengorbanan sang kakak

Di tahun awal saya merantau ke kabupaten sijunjung saya ditempatkan disekolah yang agak jauh dari pusat kota. Setiap minggu kakak saya selalu setia mengantar, minggu siang atau senin subuh perjalanan dengan motor kami tempuh sekitar 2,5 jam  dari rumah kami. Perjalanan yang kadang penuh tantangan juga. Kehujanan dijalan, panas terik, ban motor bocor,  motor mogok kehabisan bensin sampai harus dorong motor. Kalo diingat semua kejadian yang kami alami jadi terharu melihat pengorbanan kakak saya. Kadang dia sangat lelah harus bolak balik mengantar saya tapi semua dilakukan demi adiknya ini.

Sahabat sahabat yang baik

Hikmah lain dibalik ketidakbisaan saya mengendarai sepeda motor adalah mendapatkan sahabat sahabat yang baik. Entah mungkin awalnya kasihan liat saya kali ya.... jadi banyak tempat nebeng untuk pulang..hehehe. Sahabat sahabat yang baik hati yang selalu mau memberikan tumpangan pada saya. Mungkin bagi mereka itu biasa saja, tapi bagi saya itu adalah pertolongan yang luar biasa. Pertolongan yang  kadang datang disaat yang tepat.

Sekelumit cerita receh dimalam ini...hehe. Entah kapan saya akan “berdamai” dengan si sepeda motor ini. Selamat malam.......


  




Muaro Sijunjung.  22 Februari 2021

Weni Elisa, S.Pd

NPA : 03100400461

Guru SMA Negeri 2 Sijunjung – Sumatera Barat

Hari ke 22 “Menulis di Blog jadi Buku “ Tantangan 28 hari “ Semangat Menulis”

Tulisan yang terlambat tapi tetap semangat menuntaskan tantangan menulis ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengembangkan Tulisan Non Fiksi

Komitmen Menulis di Blog

Belajar Membuat Desain Cover Buku Bersama Pak Ajinatha