Guru Sang Penyampai Pesan
Guru Sang Penyampai Pesan
“Beramah tamahlah dalam bertutur
kata akan mewujudkan keyakinan”
“Beramah tamahlah dalam berpikir
akan mewujudkan sebuah kedamaian”
“Beramah tamahlah dalam memberi
akan mewujudkan cinta dan kasih sayang”
Tiga kutipan pesan dari Mahatma Gandi seorang tokoh dunia, dimana
maknanya adalah ketika kita bertutur kata (berbicara) baik akan mewujudkan
keyakinan terhadap apa yang kita sampaikan, berpikiran postiflah sehingga
terwujud kedamaian, dan saling memberi akan mewujudkan cinta dan kasih sayang.
Sebuah kalimat pembuka yang
disampaikan oleh Bapak Dudung Abdul Qadir selaku narasumber pada kegiatan”
Public Speaking For Teacher” yang diadakan oleh PGRI. Beliau sekarang menjabat
sebagai ketua Dewan Eksekutif APKS Nasional dan juga Wakasekjen PGRI. Malam ini
saya kembali mengikuti kegiatan ini melalui live streaming youtube. Temanya
kali ini adalah “Teknik Bicara Di depan Public”.
Sesungguhnya profesi kita sebagai
seorang guru dituntut untuk memilki kemampuan berbicara (komunikasi) yang baik.
Inti dari komunikasi adalah interaksi. Dan inti dalam proses pembelajaran
adalah bagaimana interaksi kita dengan siswa, apakah komunikasi kita disini
sudah efektif dengan siswa sehingga apa yang kita sampaikan sudah bisa mereka
pahami atau tidak . Apakah tujuan pembelajaran kita sudah tercapai atau tidak
Komunikasi adalah suatu aktivitas
penyampaian informasi baik itu pesan, ide, gagasan dari satu pihak kepihak
lainnya yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung (merdeka.com).Guru adalah seorang komunikator,
penyampai pesan didalam kelasnya. Sedangkan siswa disini adalah si penerima
pesan. Guru diharapkan mampu mengetahui kemampuan siswanya dalam proses belajar
mengajar dan dapat menghantarkan pesan yang bisa dimengerti siswa.
Komunikasi yang baik harus
memperhatikan 5 hal yaitu :
1) Komunikator
yang baik adalah banyak mendengarkan
2) Komunikator
yang baik tidak boleh banyak menghakimi
3) Komunikator
yang baik adalah yang sabar
4) Komunikator
yang baik selalu menunjukkan sikap yang arif dan bijaksana
5) Komunikator
yang baik selalu mengedepankan welas asih (kasih sayang)
Sebagai guru kita harus siap mendengarkan
apa saja keluhan atau keinginan dari siswa. Dengan banyak mendengarkan kita
jadi bisa lebih memahami mereka dan mengetahui apa yang mereka butuhkan.
Sebagai guru kita juga dituntut untuk lebih sabar menghadapi para siswa, kita
tidak boleh men-cap atau melabeli mereka
sehingga mereka merasa terhakimi. Selalu bersikap arif dan bijaksana karena
guru adalah figur yang digugu dan ditiru oleh siswa. Terakhir selalu
menunjukkan sikap kasih sayang (welas asih)
Dengan tercapainya komunikasi
yang efektif antara siswa dan guru, maka semua pesan akan dapat tersampaikan
dengan baik dan sesuai harapan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Muaro Sijunjung. 16 Februari 2021
Weni Elisa,
S.Pd
NPA :
03100400461
Guru SMA
Negeri 2 Sijunjung – Sumatera Barat
Hari ke 16 “Menulis di Blog jadi Buku “ Tantangan 28 hari “
Semangat Menulis”
Komentar
Posting Komentar