Cita cita Si Sulung
Cita Cita Si Sulung
Oleh
Weni Elisa,
S.Pd
NPA :
03100400461
Guru SMA
Negeri 2 Sijunjung – Sumatera Barat
Beberapa hari yang lalu...
Assalamualaikum ayah bunda tolong di isi data di bawah
ini ya untuk pengisian data dapodik anak kita :
Nama :
Bakat :
Hoby :
Cita cita :
Terima kasih ayah bunda...
Begitu bunyi pesan yang tertulis disalah satu grup WA yang
ada di ponsel yaitu Grup Wali Murid TK Pertiwi. Pesan itu dari Kepala Sekolah
TK tempat anak sulung saya sekolah.TK yang letaknya tak begitu jauh dari rumah
kami. Mungkin bagi sebagian besar wali murid mudah saja mengisi biodata anak
mereka. Pesan demi pesan masuk di grup WA tersebut dari para orang tua murid
yang isinya beragam tentang bakat dan cita-cita anak mereka. Ada yang bakat
bernyanyi, menggambar, bercerita, berhitung, berkreasi dan lain-lain. Kemudian
cita -citanya ada yang mau jadi Dokter, Perawat, Guru, Polisi, Polwan, Pengusaha.
Hobinya ada yang main bola, main sepeda masih banyak lagi. Termenung sebentar
membaca pesan itu, kenapa saya termenung?? karena agak bingung juga mau diisi
apa..hehe
Sejenak terpikir tentang si sulung ini. Oh ya namanya
Muhammad Zhafran Shiddiq, anak laki laki saya yang lahir tanggal 18 Maret 2015.
Panggilannya Zhafran dia biasa menyebut namanya “apang” karena dulu belum bisa
sebut nama zhafran. Kami memanggilnya Uda zhafran. Umurnya sekarang hampir 6
tahun, bulan maret besok zhafran ulang tahun. Tak terasa sebentar lagi mau
masuk SD.
Banyak cerita tentang uda Zhafran, kenapa bunda bingung mengisi
biodata di atas. Pas mau isi tentang bakat bunda mikir lagi kalo ditulis nyanyi
zhafran jarang bernyanyi kalaupun ada itu soundtrack film anak anak tobot atau
ultraman favoritnya yang bunda pun kadang tidak mengerti dia bilang apa karena
soundtrack campuran bahasa inggris dan korea..hehe. Semenjak masuk sekolah sesekali
zhafran nyanyi lagu-lagu yang diajarkan oleh gurunya di sekolah TK.
Mau ditulis menggambar, waktu itu ada tugas daring guru
disekolah yaitu membuat gambar dengan tema “sekolah saya“. Dan bunda hanya bisa
tersenyum melihat hasil gambar uda zahfran ini, yang isinya Cuma kotak-kotak dan
garis tapi tidak masalah yang penting dia sudah punya imajinasi tentang
sekolahnya. Ooh..mungkin bakatnya bukan menggambar begitu pikiran saya.
Akhirnya biodata itu belum jadi diisi.
Sore hari selepas pulang sekolah seperti biasanya zhafran
selalu menyambut saya didepan pintu rumah dengan senyuman dan pelukan hangatnya,
begitulah kebiasaan si uda ini. Sungguh itu merupakan obat lelah yang sangat
mujarab melepas penat setelah melaksanakan rutinitas harian. Oh ya sedikit
cerita di daerah kami alhamdulillah sudah melaksanakan sekolah tatap muka sejak
pertengahan bulan januari. Diawal tahun ajaran kemarin seluruh guru dan tenaga
kependidikan diwajibkan melakukan test swab dan alhamdulilah hasilnya juga
negatif semua. Walaupun begitu sekolah dilaksanakan dengan PBM 2 shif serta
melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.
Setelah ganti baju saya bercengkarama dengan zhafran “Uda
cita citanya mau jadi apa?? Cita cita itu apa bunda?? si uda baliak bertanya.
Saya menjawab ”Nanti kalo sudah besar zhafran mau jadi apa??” Mau jadi apa
yaa..gak tau katanya. Lalu saya pun menerangkan berbagai macam profesi yang ada
sambil memberikan contoh seperti yang ada di sekitarnya ataupun dari film anak
anak kesukaanya. Entah dia mengerti atau tidak yang saya jelaskan.
“Apang mau jadi Tobot atau Ultraman aja ah kan hebat“ kata si
uda ini. Sayapun tertawa mendengarnya, nih si uda kena syndrom superhero
tontonan dia. Tapi namanya anak laki-laki seumuran zhafran memang lagi suka
sukanya dengan tokoh tokoh super hero. Semua mainan kepunyaan zhafran dirumah
semua adalah tokoh tokoh kesukaanya mulai dari tobot, power rangers, ultraman,
paw patrol sampai avengers dan lain lain. Dasar emak emak ya....saya udah hapal
semua... hehehe.
“Apang mau jadi guru seperti bunda aja”..tiba tiba zhafran
bilang begitu, ooh oke kata saya, “ Aah
gak mau jadi guru, guru pulangnya sore“. Hmm terdiam mendengar alasan si sulung
ini dalam hati hanya bisa berkata “maafkan bunda nak” . Mungkin dia berkata seperti itu karena selalu melihat
rutinitas saya sehari-hari, sebelum pandemi covid 19 biasanya sebelum ashar
atau paling cepat jam 3 baru nyampe rumah. Itu kalo jam PBM biasa kadang
selepas PBM di bulan-bulan tertentu saya pulang lebih lama dari biasanya ada agenda
tambahan seperti membina siswa untuk persiapan Kegiatan lomba Olimpiade Sains
Nasional ( OSN) atau jadwal belajar tambahan bagi siswa kelas XII. Semenit kemudian dia berubah pikiran katanya
mau jadi pemadam kebakaran, menit selanjutnya berubah lagi mau jadi polisi, Aah
gak jadi ..mau jadi pedagang kayak makdang ( Paman)nya. Selama percakapan itu
entah berapa profesi yang dia sebutkan. Hasil akhir dari percakapan tersebut
cita cita belum “ clear “ .
“Bunda ini anak anak
seumur dia mana ngerti kalo ditanya cita cita, kita aja sewaktu kecil ditanya
paling juga sama jawabnya kayak zhafran“ celoteh si papa disela-sela percakapan
kami tadi. Benar juga sih anak SMA saja ditanya juga masih bingung jawabnya.
Keesokan harinya pesan wa dari Sekolah TK masih belum saya balas karena saya
masih berpikir keras tentang cita cita si uda ini...hehe. Dihari yang sama selepas
magrib zhafran dan papa pergi berobat ke dokter gigi. Mau konsultasi karena
beberapa hari ini zhafran mengeluhkan sakit gigi dan ternyata ada giginya yang
udah goyah hampir lepas serta ada tumbuh yang baru. Dan dokter menyarankan
untuk giginya tadi dicabut saja, supaya tidak menganggu pertumbuhan gigi yang
baru dan agar rapi.
Sekitar satu setengah jam kemudian terdengar bunyi sepeda motor
papa, pintu terbuka zhafran meloncat menghampiri saya. “Bunda bunda gigi apang
dicabut tadi, apang tidak menangis tidak sakit kok “ celotehnya. “Waah anak bunda
hebat, sudah berani ya sekarang jempol untuk anak bunda “ kata saya sambil
memeluk zhafran. Papa juga bercerita selama ditempat praktek dokter tadi ketika
giginya dicabut zhafran memang tidak menangis sama sekali, bahkan sampai
dokterpun bilang dia sangat berani dan tenang, selama ini kalo menghadapi anak
seumuran zhafran biasanya mereka nangis dan teriak- teriak. Tiba tiba zhafran
bilang “Bunda apang mau jadi dokter saja lah...dokter gigi “. Kami pun tertawa mendengar
celotehan si sulung ini. Oke nak baiklah akhirnya teka teki tentang cita cita
zhafran terjawab sudah..hehehe
Anakku sayang apapun cita-cita mu, bunda akan selalu
mendukungmu. Doa bunda akan selalu menyertaimu, harapan bunda semoga engkau
menjadi anak yang “Shiddiq”. Anak yang amanah, jujur, sesuai dengan namamu. Jadilah
anak yang berakhlak mulia, walapun harapan ini terdengar klise karena semua ibu didunia ini pasti memilki harapan yang sama untuk
anak-anaknya
“Teruntuk Anakku Sayang Muhammad Zhafran Shiddiq”
Muaro Sijunjung, 3 Februari 2021
Hari ke 3 lomba “Menulis di blog jadi Buku” tantangan 28 hari
“ Semangat Menulis”
Komentar
Posting Komentar