Bahagia Dalam Sebungkus Nasi Ramas

 

Bahagia Dalam Sebungkus Nasi Ramas

Bunda bawa apa itu bun?? tanya zhafran putra sulungku. Dia melihat ada  bungkusan di tangan saya. “Ini nasi ramas nak, apang mau? Jawab saya. “Iya bunda apang mau makan nasi itu, kita makan berdua ya bunda” celoteh zhafran lagi. Siang kemaren sepulang sekolah saya membawa bungkusan untuk dibawa pulang, isinya adalah “Nasi Ramas”. Nasi bungkus yang saya dapatkan dari konsumsi kegiatan pertemuan MGMP. Di Sumatera Barat nasi ramas itu adalah sebutan untuk nasi bungkus yang isinya beragam lauk pauk atau di daerah lain mungkin orang menyebutnya nasi campur. Atau kuliner ini lebih terkenal dengan nama “Nasi Padang”.

Zhafran kelihatan gembira sekali, dia paling senang kalau saya pulang membawa bungkusan, karena isinya pasti makanan, kebiasan emak emak ya kalo liat makanan kesukaan anak pasti langsung beli atau di bawa pulang untuk anaknya. Setelah ganti baju akhirnya kami makan berdua dengan lahap. Si sulung ini dahulu tidak suka makan nasi ramas, awalnya dia tidak mau karena dia pikir pedas karena banyak lauk didalamnya. Tapi beberapa bulan terakhir zhafran mulai suka, ini perkembangan yang bagus menurut saya karena setidaknya ada alternatif makanan disaat emak malas masak...hehe. Apalagi kedua anak saya tipenya “picky eater” agak suka pilih pilih makanan yang kadang buat pusing tujuh keliling ketika mau masak.

Dikala makan berdua dengan zhafran dia kadang berceloteh, bercerita tentang kegiatannya disekolah seharian. Moment seperti inilah yang selalu membahagiakan saat sampai dirumah. Bagi orang tua, tidak ada yang lebih membahagiakan ketika menghabiskan waktu bersama anaknya.

Nasi ramas menyimpan banyak cerita kenangan bahagia bagi saya dan dua saudara saya. Dulu ketika kami kecil, ayah juga sering membawa sebungkus nasi ramas yang beliau dapatkan dari kantornya ketika ada acara atau kegiatan. Beliau sengaja tidak makan tapi justru dibawa pulang untuk kami bertiga. Ketika ayah pulang kami berlarian meyambut beliau sambil berebutan mengambil bungkusan ditangan beliau. Persis seperti zhafran sekarang..hehe. Nasi ramas dengan beragam lauk pauk didalamnya sungguh sangat enak sekali. Walaupun hanya sebungkus supaya adil dan kebagian semua nanti ditambah dengan nasi putih yang ada dirumah. Akhirnya sebungkus nasi itu dimakan bersama sampai habis tak bersisa. Aah sungguh kenangan yang sangat dirindukan. Moment sederhana yang tidak akan terulang lagi. Sebungkus nasi ramas yang didalamnya terdapat pengorbanan dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

 

     

                

 

Muaro Sijunjung. 18 Februari 2021

Weni Elisa, S.Pd

NPA : 03100400461

Guru SMA Negeri 2 Sijunjung – Sumatera Barat

Hari ke 18 “Menulis di Blog jadi Buku “ Tantangan 28 hari “ Semangat Menulis”

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Pengimbasan Rumah Belajar

Komitmen Menulis di Blog

Lakukan Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan