Lakukan Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 


Lakukan Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

“Jika ada yang salah, perbaiki sekarang. Tapi latihlah dirimu untuk tidak khawatir, karena khawatir tidak akan memperbaiki apapun” (Ernest Hemingway)

Manusia adalah makhluk pembelajar. Sejatinya setiap hari kita belajar menangkap makna dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses belajar sering kita melakukan kesalahan, namun dari kesalahan tersebut kita belajar untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. Belajar butuh proses agar menjadi sempurna dan tujuan pembelajaran tercapai.

Sama halnya seperti yang kita lakukan saat ini mengikuti kelas belajar menulis gelombang 18 dalam rangka belajar menjadi seorang guru penulis. Berusaha mengasah kemampuan menulis, meliterasi diri dengan harapan dapat menghasilkan karya, menggiatkan literasi bangsa ini. Tidak terasa kita sudah memasuki pertemuan yang ke 15 sudah separuh dari pertemuan kelas ini kita laksanakan.

Sebagai penulis pemula saya menyadari masih banyak kesalahan yang dilakukan ketika membuat sebuah tulisan, seperti kalimat, tata bahasa yang belum sempurna, typo dan tanda baca yang tidak tepat dan sebagainya. Sebelum mempublish tulisan agar tulisan kita nyaman dibaca oleh pembaca ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Selama ini yang mungkin terpikir oleh saya adalah mengedit atau editing, ternyata ada satu tahapan proses lain yaitu proofreading. Istilah yang satu ini agak asing karena saya memang belum tahu sama sekali..he he.

Naah dipertemuan yang ke 15 ini kelas belajar menulis akan membahas tentang tema “Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan”. Materi yang sangat penting bagi pemula seperti saya agar tulisan saya menjadi lebih baik. Narasumber hebat kita kali ini adalah Bapak Susanto, S.Pd atau yang akrab disapa Pak D. Lahir di Gombong Kebumen, 29 Juni 1971. Beliau adalah Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Pendidikan terakhir S1 PGSD. Alamat lengkapnya adalah Jalan Pesantren Dusun 2 Desa D. Tegalrejo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas. Kita bisa mengunjungi blog www.blogsusanto.com atau Facebook: https://www.facebook.com/Susantomusirawas/

Pak D Susanto adalah alumni gelombang ke 15. Dalam kelas menulis beliau diberi kepercayaan oleh Om Jay dan teman-teman untuk membaca naskah mereka dan diminta untuk mengedit tulisannya. Karna kepiawaian beliau dalam mengedit naskah sudah banyak karya bapak ibu hebat dikelas menulis ini yang sudah diedit oleh beliau. Salah satunya adalah buku antologi penulis di gelombang 18 dan judul buku ini pun adalah usulan dari beliau. Jadi ingat waktu naskah saya yang sudah di edit pak D dalam antologi tersebut banyak catatan merahnya..hehe. Tapi setelah beliau edit jadi lebih enak dibaca. Makasih Pak D Susanto. Beberapa buku hasil karya editan beliau.


Memasuki sesi materi, mari kita simak pemaparan materi oleh Pak D tentang proofreading sebelum menerbitkan tulisan.

Apa itu proofreading ?

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Hal itu sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni: tulis saja jangan perdulikan teknis. Salah tidak apa- apa mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing. Oleh karena itu, proofreading sangat penting.

Perbedaan Proofreading dengan Mengedit (Editing)

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa. Beliau mencontohkan misalnya bahasa yang masih kacau dari segi struktur seperti kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekali kalimat tunggal,maka itu perlu proses pengeditan

Sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi. Misalnya kalimat sudah bagus, strukuktur bahasa sudah bagus, jadi yang dibutuhkan hanya memperbaiki peletakan tanda koma atau tanda baca lainnya.

Menurut penerbit Deepublish ada beberapa langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1.       Pengeditan Konten

Pertama, Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian

2.       Pengeditan Baris

Kedua, Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

3.       Menyalin Pengeditan

Ketiga, Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.

4.       Proofreading

Keempat adalah Proofreading meliputi :

a)    Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya

penerbit

b)   Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

c)    Konsistensi nama dan ketentuan

d)   Perhatikan judul bab dan penomorannya

Menurut pak D melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya kita bisa lebih mudah dipahami pembaca. Penulis adalah proofreader dan editor pertama tulisannya. Maka alat yang yang kita perlukan dalam proofreading adalah PUEBI dan KBBI Online.

Kemudian beliau menegaskan hal hal yang harus diperhatikan dalam memperlakukan tulisan sebelum dipublish atau diterbitkan :

·     Kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca juga harus diperhatikan.

·       Kesalahan memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning.

·     Periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

·     Perhatikan penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Beliau pribadi selalu “terganggu” jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.

·       Jika kata yang mengikuti di adalah verbal atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-.

·     Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Satu lagi beliau menyarankan dalam membuat kalimat sesuai SEO dalam satu kalimat maksimal berkisar 20 kata.

Materi yang sangat padat informasi diberikan oleh pak D hari ini. Di akhir pertemuan beliau memberikan satu saran kepada peserta. Kalimat yang “pendek” biasanya lebih disukai. Mari kita rasakan. Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, ketimbang membaca kalimat yang panjang. Menggunakan kalimat pendek membuat subjek tetap jelas. Hal itu memungkinkan pembaca tulisan kita menyerap informasi dengan jelas juga.

 Practise make perfect “ sepenggal kalimat yang cocok menurut saya dalam pertemuan ini, karena dengan seringnya kita “praktek” menulis sehingga akhirnya kita terbiasa dan menjadi terlatih untuk memperbaiki tulisan kita dari waktu ke waktu. Satu hal lagi penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Sebelum kita mempublish tulisan jangan lupa baca berulang-ulang agar bisa melihat bagian mana yang perlu diperbaiki.  Semoga tulisan ini semakin baik kedepannya.

Semangat Belajar, Semangat Menulis, Salam Literasi !

 

Weni Elisa, S.Pd

Muaro Sijunjung, 7 Mei 2021

Resume               : ke 15

Gelombang        : 18

Tema                  : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber       : Bapak Susanto, S.Pd  (Pak D)

Komentar

  1. Tulisan yang selalu rapi dan isinya dagiing semua. Saya selalu suka dengan gaya menulisnya bu Weni. Retorika kata yang dibangun terstruktur membuat saya jatuh😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih sobat pena ..jadi tersandung .ni..eh..tersanjung....hehee...πŸ˜… makasih selalu jadi pembaca yg setia disini...πŸ˜ŠπŸ™πŸ™

      Hapus
  2. Selalu dan selalu sukaaa, mantap pokoknya. Kpn bisa sekeren punya Bu Weny?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih bunda endah, resumenya juga keren .... makasih selalu mampir disini bundπŸ˜ŠπŸ™

      Hapus
  3. Tulisannya rapi, materinya padat, penyampainya enak, itulah bu WeniπŸ‘πŸ‘πŸ‘❤️❤️❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih bu sri... resume ny ibu juga mantap....makasih selalu mampir disini bu....πŸ˜ŠπŸ™

      Hapus
  4. Paket lengkap, terstruktur, keren banget.

    BalasHapus
  5. Enak dibaca, rasanya pengen dimakan🀭

    BalasHapus
  6. “Practise make perfect “ sepenggal kalimat yang cocok menurut saya dalam pertemuan ini, karena dengan seringnya kita “praktek” menulis sehingga akhirnya kita terbiasa dan menjadi terlatih untuk memperbaiki tulisan kita dari waktu ke waktu.

    Saya setuju, dengan sering praktik akan dapat enerapkan tanpa belajar teori terus-menerus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pak. D....makasih pak sudah mampir disini....πŸ™πŸ™

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengembangkan Tulisan Non Fiksi

Komitmen Menulis di Blog

Belajar Membuat Desain Cover Buku Bersama Pak Ajinatha